A. Kerangka Pikir
Organisasi Berbasis Agama (Faith-Based Organization – FBO) dikenal sebagai pemain kunci dalam memberantas kemiskinan, meningkatkan kesehatan masyarakat, melindungi lingkungan yang mendukung pencapaian pembangunan berkelanjutan. Kelincahan mereka sangat penting, terutama di tingkat lokal maupun internasional. FBO juga merupakan lembaga yang berkelanjutan dan, dalam beberapa tahun terakhir, pembuat kebijakan telah mulai melibatkan mereka dalam konservasi lingkungan dan pengelolaan sumber daya alam.
Upaya-upaya konservasi atau pelestarian lingkungan hidup selama ini lazimnya selalu dilakukan dengan pendekatan saintifik yang berbasis pada ilmu pengetahuan dan teknologi yang umumnya disampaikan melalui bahasa-bahasa akademik, seringkali sulit dipahami oleh masyarakat awam. Untuk itu diperlukan suatu bentuk pesan moral dan pesan sosial lainnya berupa hukum normatif keagamaan yang menyentuh hati. Pendekatan dengan bahasa agama dapat melengkapi pesan rasionalis, sehingga pesan dapat lebih persuasif dan memotivasi masyarakat untuk menjalani kehidupan lebih baik di dunia dan akhirat nanti. Oleh karenanya akhir-akhir ini para praktisi konservasi dunia mulai menggunakan upaya konservasi dengan pendekatan keyakinan atau berdasarkan keimanan.
Jaringan organisasi berbasis agama dan pemimpin agama melampaui batas benua dan batas politik, menjadikannya sarana yang tepat dan praktis untuk mencapai pembangunan berkelanjutan. Memanfaatkan kekayaan spiritual orang dan keyakinan mereka mempercepat keterlibatan orang dan dorongan organisasi untuk berkontribusi. Memobilisasi aset keuangan dan praktik lembaga pendanaan berbasis agama merespons pembiayaan pembangunan berkelanjutan.
Aktor-aktor berbasis agama muncul sebagai kekuatan yang harus diperhitungkan dalam ranah isu-isu lingkungan, memobilisasi koalisi luas dan aliansi seputar isu-isu kebijakan lingkungan spesifik. Namun, hingga saat ini, masalah perlindungan hutan belum menjadi fokus bagi para pemimpin dan aktivis berbasis agama / agama.
Interfaith Rainforest Initiative – IRI adalah aliansi internasional lintas agama yang membawa pengaruh moral dan kepemimpinan berbasis agama pada upaya untuk mengakhiri penggundulan hutan tropis. IRI berfungsi sebagai wadah bagi para pemimpin agama dan komunitas agama untuk bekerja bahu-membahu dengan masyarakat adat, pemerintah, masyarakat sipil, dan dunia usaha dalam aksi-aksi yang melindungi hutan tropis dan melindungi mereka yang berperan sebagai penjaganya.
Kerangka pikir konferensi ini didasarkan pada pendekatan pentahelix untuk pemecahan permasalahan penggundulan hutan tropis dan pengendalian perubahan iklim. Pendekatan Pentahelix ini melibatkan lima stakeholder utama, yaitu pemerintah, akademisi, bisnis, masyarakat sipil, dan media. Pemerintah bertanggung jawab atas kebijakan dan regulasi, sementara akademisi menyediakan pengetahuan dan riset terkini. Bisnis dapat memberikan solusi inovatif dan investasi dalam teknologi hijau. Masyarakat sipil berperan dalam advokasi dan partisipasi publik, sedangkan media membantu menyebarkan informasi dan meningkatkan kesadaran. Kolaborasi di antara kelima pihak ini akan memungkinkan upaya bersama untuk mengatasi penggundulan hutan tropis dan mengendalikan perubahan iklim.
B. Tujuan Kegiatan
C. Waktu Pelaksanaan
Mulai Pendaftaran dan Penerimaan Abstrak : 27 Juni 2024
Batas Akhir Pendaftaran dan Penerimaan Abstrak : 10 September 2024
Pengumuman : 12 September 2024
Konferensi online dan Offline : 14 September 2024
D. Sub Tema
E. Peserta
F. Panduan Penulisan
G. Pendaftaran dan Penyerahan
Abstrak diserahkan dalam bentuk Word di dalam link https://tinyurl.com/abstrakIRI
Daftar Konferensi : https://tinyurl.com/konfiri2024
Daftar di sini untuk menerima pembaruan tentang pekerjaan kami
© Hak cipta Prakarsa lintas agama untuk Hutan Tropis