Jakarta, 16 April 2025, Interfaith Rainforest Initiative (IRI) Indonesia melakukan kunjungan silaturahmi ke Kantor Kementerian Agama RI, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha pada Rabu pagi (16/4). Pertemuan ini diterima langsung oleh Direktur Jenderal Bimas Buddha, Drs. Supriyadi, M.Pd., serta dihadiri oleh Kasubdit Kelembagaan Pandhit Amanwijaya dan jajarannya.
IRI Indonesia yang diwakili oleh Fasilitator Nasional, Hayu Prabowo dan Jajaran Staf memperkenalkan visi dan misi organisasi, menjelaskan program-program IRI yang telah berjalan serta struktur kelembagaan dan jaringan-jaringannya. Pertemuan ini juga bertujuan untuk menekankan pentingnya pendekatan moral dan etika lintas agama dalam upaya pelestarian alam, khususnya hutan tropis Indonesia yang di dorong oleh IRI Indonesia, dan memperkuat Hubungan antara pemuka agama, tokoh lintas iman, dan pemerintah.
“Pendekatan moral dan etika menjadi fondasi utama dalam membangun kesadaran kolektif terhadap isu lingkungan. Pemuka agama memiliki peran strategis dalam menyampaikan nilai-nilai spiritual yang mendorong umat untuk peduli dan bertindak dalam menjaga bumi,” ujar Hayu Prabowo.
Dirjen Bimas Buddha, Drs. Supriyadi, M.Pd., menyambut baik kunjungan ini dan menyatakan ketertarikannya terhadap program-program yang diusung IRI Indonesia. Ia menegaskan bahwa pelestarian lingkungan merupakan bagian dari spiritualitas dan ibadah. Agama Buddha sendiri tambahnya sangat menaruh perhatian yang besar terhadap pelestarian lingkungan terutama Hutan. Beliau menambahkan Pendekatan yang dilakukan IRI Indonesia ini sejalan dengan semangat “eco-theology” yang pernah disampaikan oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar, yang menekankan bahwa pelestarian lingkungan merupakan bagian dari spiritualitas dan bentuk ibadah kepada Tuhan.
“Konsep eco-theology mengajarkan bahwa menjaga bumi bukan sekadar upaya ilmiah atau kebijakan negara, tetapi juga merupakan bagian dari ibadah dan spiritualitas kita kepada Tuhan,” ujar Supriyadi.
Drs. Supriyadi menyampaikan kertarikan dan kesiapan Bimas Buddha untuk berperan aktif dalam mendukung kegiatan IRI, terutama dalam bidang pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan pelestarian lingkungan.
“Upaya seperti ini sangat penting dan sejalan dengan nilai-nilai keagamaan kami (Buddha). Kami akan terus mendukung dan berusaha ikut terlibat dalam program IRI ke depan,” tambahnya.
Dalam kesempatan ini, IRI Indonesia menyerahkan dua buku panduan Keagamaan Buddha yang pernah ditulis bersama-sama IRI dengan tokoh-tokoh agama Buddha, yaitu Buku Panduan Pemanfaatan Rumah Ibadah, yang kedua Buku panduan Pelestarian Hutan Tropis, serta dua Buku Kumpulan Khutbah dengan tema yang sama, ini sebagai bagian dari materi edukasi lintas iman.
IRI Indonesia berharap kedepannya dari sini agar seluruh Direktorat Jenderal Bimas Keagamaan di Kementerian Agama dapat dilibatkan dan turut serta dalam berbagai program IRI. Kolaborasi antara pemuka agama, tokoh lintas iman, dan pemerintah menjadi kunci penting dalam memperkuat gerakan pelestarian lingkungan berbasis nilai-nilai spiritual.